Viyata Lhoksa Vida

Senin, 31 Maret 2014

kehamilan remaja



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak/belum diinginkan. masalah kehamilan remaja cenderung masih kurang untuk negara-negara berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju. Program pendidikan seks di sekolah memainkan peran besar di kalangan remaja. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Para psikolog menyatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional yang dapat mengakibatkan perubahan psikologis dan fisiologis yang cepat. Sejumlah bayi di panti asuhan diyakini hasil dari kehamilan remaja.
Di Indonesia rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14-19 tahun. Hal ini di dapatkan dari hasil survei knowlegde, attitude dan praktice. Hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahnya tidak peduli dengan masyarakat belum bergerak secara siknifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Masa depan pun menjadi masalah misalnya malu terhadap teman, lingkungan dan juga masa remaja sudah musnah.
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada remaja makin meningkat dan menjadi masalah. Terdapat dua faktor yang mendasari perilaku seks pada remaja. Pertama, harapan untuk kawin dalam usia yang relative muda(20) tahun. Kedua, makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja di daerah perkotaan yang mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pra nikah dimana pada akhirnya memberikan pada dampak terjadinya penyakit hubungan seks dan kehamilan diluar kehamilan remaja
Pada akhirnya, masalah kehamilan remaja mempengaruhi diri remaja itu sendiri dari masyarakat mereka mendapat pandangan telah berperilaku di luar normal dan nilai-nilai yang wajar, sehingga memberikan konflik kepada mereka seperti masalah putus sekolah, psikologis, ekonomi dan masalah dengan keluarga serta masyarakat disekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kehamilan remaja?
1.2.2 Apa saja faktor terjadinya kehamilan remaja?
1.2.3 Bagaimana dampak kehamilan remaja?
1.2.4 Bagaimana pencegahan kehamilan remaja?
1.2.5 Bagaimana penanganan kehamilan remaja?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang kehamilan remaja yang sering terjadi saat ini.
1.3.2 Tujuan Khusus
1)   Untuk mengetahui pengertian kehamilan remaja
2)   Untuk mengetahui faktor terjadinya kehamilan remaja
3)   Untuk mengetahui dampak kehamilan remaja
4)   Untuk pencegahan kehamilan remaja
5)   Untuk mengetahui penanganan kehamilan remaja





BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan Pada Usia Remaja
2.1.1 Pengertian Kehamilan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi atau masa pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan tetapi mungkin juga di anggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak di inginkan.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Menurut ciri-ciri perkembangannya, masa remaja di bagi menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal 10-12 th, masa remaja tengah 13-15 th, masa remaja akhir 16-19 th (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001)
Kehamilan usia dini memuat resiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika ibu mengadung bayinya. (Ubydillah, 2000)

1.2  Faktor Terjadinya Kehamilan Remaja
1.      Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
2.      Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
3.      Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.

2.3 Masalah yang Timbul Akibat Kehamilan Remajaa
2.3.1 Masalah Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima sehinnga dapat menurunkan generasi sehat. Dikalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus kearah diberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seks yang merugikan alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil normal, besar kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat menimbulkan berbagai akibat samping kehamilan. Dengan demikian dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal.
2.3.2 Masalah Psikologi Pada Kehamilan Remaja
Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis yaitu rasa takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung mempunyai kerugian yang paling kecil bila dibandingkan dengan melanjutkan kehamilan. Sukur bila kehamilannya terjadi menjelang kehamilan sehinnga segera dilanjutkan dengan pernikahan. Keadaan akan makin rumit bila pemuda atau laki-laki yang menghamili malah tidak bertanggung jawab sehingga derita hanya ditanggung sendiri dengan keluarga. Keluargapun menghadapi masalah yang sulit ditengah masyarakat seolah-olah tidak mampu memberikan pendidikan moral pada anak gadisnya.
2.3.3 Masalah sosial dan ekonomi keluarga
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah kehamilan remaja tidak lepas dari kemelut seperti:
1)  Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan
2)  Putus sekolah sehingga pendidikan jadi terlantar
3)  Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial ekonomi
4)  Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin)
5)  Nilai gizi yang relativ rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan
Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknnya sendiri,masyarakat nelum siap menerima kelahiran tanpa pernikahan berbeda halnya dengan negara maju seperti Amerika, masyarakat sudah dapat menerima kehamilan sebagai hasil hidup bersama
2.3.4        Dampak Kebidanan Kehamilan Remaja
1.  Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2.  Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
3.  Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4.  Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
5.  Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6.  Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
2.4 Pencegahan Kehamilan Remaja
1.      Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2.      Kegiatan positif
3.      Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif misalnya perilaku sex.
4.      Jangan terjebak pada rayuan gombal
5.      Hindari pergi dengan orang yang terkenal
6.      Mendekatkan diri pada Tuhan
7.      Penyuluhan meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana (alat kontrasepsi, kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan tokoh agama.
8.      Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang tingkat kegagalannya rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.

2.5 Penanganan Kehamilan Remaja
1.      Sikap bersahabat jangan mencibir
2.      Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.
3.      Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara    kekeluargaan, segera menikah.
4.      Periksa kehamilan sesuai standart
5.      Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG
6.      Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-19 tahun baik melalui proses pranikah atau nikah. Dari jumlah remaja yang hamil pada pranikah dapat disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim pengetahuannya akan hubungan seksual.
Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja diantaranya adalah masalah kesehatan reproduksi, masalah psikologi pada kehamilan remaja. Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan saksi adat masyarakat, PMS, gangguan dan tekanan psikososial dimasa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja  pra nikah.
Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Sebaiknya  di dalam sebuah pergaulan perlu adanya kegiatan-kegiatan yang positif serta dukungan dan kasih sayang dari orang tua agar seorang remaja itu sendiri tidak salah dalam pergaulan yang bisa menyebabkan penyesalan dikemudian hari.
3.2 Saran
            Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa itu rehabilitasi khususnya pada wanita, Dan bagi para pembaca yang kebetulan sedang terkena kasus narkoba, semoga bisa menjadi tahu dan bisa berubah pikiran untuk mengikuti proses rehabilitasi.



DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, Eni.2011.Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta: Salemba
Medika
Syafrudin ,dkk.2009. Kebidanan Komunitas.Jakarta:EGC
http:www.vifinjangkeng.blogspot/kehamilan-remaja-html

Minggu, 23 Maret 2014

askeb nyeri jahitan perineum



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi.menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 – 2003 angka kematian bayi (AKB) adalah 20/1000 kelahiran hidup (www.Depkes.Go.id).
Masa nifas (puer perium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun keluarganya. diperkirakan bahwa 60 % kematian atau akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian karena masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, Abdulbari. 2002 : 122).
Masa nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun banyinya. Dimana masa nifas ini berlangsung ± 6 minggu setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Bagi banyak wanita pemulihan adalah suatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal, walauipun terkadang mengalami beberapa keluhan fisiologis seperti perut mules akibat proses involusi uterus(Sarwono, 2002).
Dengan tingginya persentase angka kematian ibu pada masa nifas ditetapkan adanya program dan kebijakan teknis yang menyebutkan bahwa paling sedikit kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan byai baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi dan banyaknya diantara penyebab kematian ibu nifas juga dikarenakan perdarahan infeksi pada luka bekas episiotomy yang ditandai dengan nyeri pada luka perineum.
Oleh karena itu, pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa Puerpurium adalah sangat penting untuk dimiliki oleh bidan/ petugas kesehatan yang menilai kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan.
1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1    Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Fisiologis.
1.2.2    Tujuan Khusus
1)   Melaksanakan pengkajian pada klien
2)   Menginterpretasikan data dasar klien
3)   Antisipasi maslah potensial pada klien
4)   Mengidentifiaksi kebutuhan segera klien
5)   Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
6)   Membuat tindakan perawatan pada klien
7)   Mengevaluasi Asuhan Kebdianan yang telah dilakukan.
8)   Mendokumentasikan Asuhan Kebudanan yang telah dilakukan

1.3    Metode penulisan
1.3.1   Metode penulisan ini adalah suatu kepustakaan dalam bentuk study kasus yaitu mencari gambaran jelas dari proses kebidanan yang terjadi saat ini.
1.3.2   Teknik pengumpulan data
1.3.3   Wawancara / anamnesa
1.3.4   Pemeriksaan
1.3.5   Pengkajian catatan medik dan kepustakaan
                                                                                              
1.4    Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah Asuhan Kebidanan, disusun sebagi berikut :
BAB I      : Pendahuluan
BAB II     : Tinjauan Pustaka
BAB III   : Tinjauan Kasus
BAB IV   : Pembahasan
BAB V     : Penutup



BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori
Teori Kasus
2.1. Definisi
·         Nyeri adalah kebutuhan fisiologis. Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. (Hierarki Maslow)
Nyeri adalah persaan tidak nyaman baik ringan maupun berat (Mubarok,207:208)
·         Perineum adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya setelah melahirkan, perineum akan sedikit bengkak / oedema dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomy yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. (anik maryuyani ; H.15)
·         Episiotomy adalah insisi pada perineum yg menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal. Melebarkan jalan lahir sehingga mempermudah kelahiran (Mansjoer Arif, dkk. 2001 : 338)
·         Jadi dapat disimpulkan bahwa nyeri jahitan perineum adalah perasaan tidak nyaman yang di rasakan pasien post partum akibat jahitan dari terpotongnya selaput lendir,vagina,cincin hymen,jaringan septum rektovagina.

2.2. Etiologi
Nyeri jahitan perineum sebagai manifestasi dari luka bekas penjahitan yang dirasakan klien akibat ruptur perineum pada kala pengeluaran, yaitu bagian terdepan dari anak telah berada di dasar panggul.Ruptur perineum tidak selalu dihindarkan, tetapi dengan pertolongan yang baik pada waktu lahirnya anak robekan itu dapat dikurangi.Kalau terjadi robekan perineum, harus diperiksa dimana robekan itu, bagaimana panjangnya, bagaimana dalamnya dan rata atau tidak. Ruptur perineum harus secepat mungkin dijahit, sebab jika terlalu lama, luka baru itu akan menjadi luka lama yang mempunyai potensi untuk terkena infeksi. Dalam menjahitan harus dijaga kerapian dan kerapatannya, sehingga perineum dapat rata kembali sebelum terjadi robekan. Adanya cedara jaringan lunak yang direkontruksi dengan benar dengan cara menjahit robekan perineum mempunyai resiko perdarahan dan infeksi luka. Untuk itu dibutuhkan teknik perawatan yang benar dan hati-hati untuk mencegah terjadinya infeksi dan luka jahitan perineum.

2.3. Tanda dan Gejala
·         Nyeri tekan diatas simfisis
·         Perasaan tidak nyaman pada ibu
·         BAK dan BAB terasa nyeri
·         Daerah perineum kemerahan
·         Nyeri yang sangat pada daerah perineum
·         Oedema pada jahitan perineum

2.4. Penanganan
Meskipun melahirkan secara normal kadang memerlukan jahitan antara vagina dan anus atau dikenal dengan episiotimi umumnya setiap jahitan yang digunakan untuk episiotomy akan diserap sendiri , jika sayatan atau robekannya luas maka rasa nyeri yang muncul akan lebih lama. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan yaitu :
1.      Gunakan kompres es atau membukus es dalam kain lap untuk membantu penanganan luka.
2.      Menjaga kebersiha luka misalnya dengan menggunakan botol semprot air untuk membilas jaringan setelah menggunakan toilet.
3.      Duduklah dengan hati-hati seperti merapatkan bokong saat duduk untuk menjaga peregangan
4.      Melakukan senam kegel yang bisa dimulai sekitar 1 hari setelah melahirkan untuk membantu otot dasar panggul, cobalah selama 5 detik, lalu semakin lama semakin meningkat intensitasnya.
5.      Mencegah nyeri dan peregangan selama peregakan usus dengan menggunakan bantalan bersih seperti pembalut untuk membantu meringankan tekanan pada luka.

B. Manajemen Varney
Manejemen Askeb
I.PENGKAJIAN
Tgl MRS                                                                           Jam :
Tgl Pengkajian                                                                  Jam :
A.  Data Subyektif
1.      Identitas
1)      Nama istri dan suami
Dikaji untuk menjalin keakraban antara bidan dan pasien, serta mengetahui status pasien (Varney, (2007) : 153).
2)      Umur istri
Dikaji untuk mengetahui berapa usia ibu yang wajar telah melahirkan dan termasuk usia resiko atau tidak dalam melahirkan (Varney, (2007) : 153).
3)      Pekerjaan istri dan suami
Untuk mengetahui tingkat penghasilan istri dan suami sehingga dapat diprediksi dalam pemenuhan nutrisi dan kebutuhan bayi (Varney, (2007) : 153).
4)      Agama
Untuk mengetahui tingkat kepercayaan/ tradisi dari suatu agama tentang masa nifas (Varney, (2007) : 153).
5)   Suku bangsa
Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi pasien sehingga mempengaruhi HE yang diberikan terutama dalam bahasa (Varney, (2007) : 153).



6)   Pendidikan suami dan istri
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang pasien sehingga mempengaruhi HE yang diberikan, terutama pendidikan istri (Varney, (2007) : 153).
7)   Alamat
Untuk mengetahui dimana lokasi tempat tinggal pasien sehingga dapat dipantau setiap saat dan memprediksi jauh/tidak saat kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan (Varney, (2007) : 153).
8)   Status perkawinan
Untuk mengetahui jarak melahirkan dengan pernikahan, apakah terjadi perkawinan yang sah/ tidak yang dapat mempengaruhi psikis klien. Usia saat perkawiann untuk mengetahui apakah usia saat kawin alat-alat reproduksinya sudah matang/belum mempengaruhi resiko  terjadi tanda bahaya nifas (Varney, (2007) : 153).
2.    Keluhan Utama
1)        Nyeri perut/mules
Diakibatkan intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volum intravterin yang sangat besar. (Bobak, 2004 : 493)
2)        After Pain
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang.Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal perindum. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata selain ibu melahirkan di tempat terus terlalu teregang (misalnya pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini karena ke-2nya merangsang kontraksi uterus. (Bobak, 2004:493)
3)        Nyeri Luka Perineum
Akibat luka episiotomi/laserasi jalan lahir. (Bobak, 2004:496)


4)        Deuresis Pascapartum
Diakibatkan oleh penurunan kadar esterogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volum darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan BB sekitar 2,5 kg selama masa pascapartum. (Bobak, 2004:498)
5)        Keinginan berkemih menurun
Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah reflek berkemih.Penurunan berkemih, seiring deurisis pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebihan karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. (Bobak, 2004:498)
6)        Tertundanya Defekasi
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defikasi, nyeri dirasakan di perineum akibat episiotomi. Laserasi, atau hemaroid. Kebiasaan buang air yang beratur perlu dicapai kembali ke normal. (Bobak, 2004:498)
7)        Diaforesis (Keluar keringat secara berlebihan)
Merupakan mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. (Bobak, 2004:498)
3.    Riwayat Keluhan Utama
P   :         Provokatif/Paliatif
Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mengurangi atau memperbaiki gejala.


Q :         Quality
Bagaimana gejala dirasakan, nampak/terdengar sejauh mana pasien merasakannya sekarang.
R :         Regional
Dimana gejala terasa.
S   :         Skala keadaan
Seberapa parah yang dialami klien.
T   :         Timing
Waktu, sejak kapan keluhan terjadinya dan sampai kapan.
(Varney, (2007) : 153).
4.    Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi yang lalu
Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi sebelumnya yang nantinya mempengaruhi kemampuan ibu dalam perawatan bayinya.
5.    Riwayat Persalinan dan Keadaan bayi
1)      Untuk mengetahui persiapan ibu dan keluarga dalam menyambut kelahiran bayinya dan tingkatan fase ke fase.
2)   Keadaan air ketuban dan placenta
Untuk mengetahui apakah bayi/janin dalam keadaan baik atau distrees sehingga memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dan apakah bayi mengalami kelainan atau tidak.
3)   Keadaan bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin, tingkat adaptasi bayi, hidup/mati, BB/PB, dan apakah ada kelainan atau tidak.
6.    Kebutuhan sehari-hari
1)      Untuk mengetahui pola nutrisi, cairan, eliminasi, istirahat/tidur, aktivitas/senam nifas, personal hygiene, dan hubungan seksual yang nantinya berhubungan/mempengaruhi masa nifas.
2)   Untuk mempermudah petugas dalam memberikan HE pada klien tentang kebutuhan sehari-hari.


7.    Riwayat Psikososial
Untuk mengetahi psikis ibu yang nantinya berhubungan dengan rasa takut untuk mengasuh dan membesarkan anak, serta ancaman pada gaya hidup yang dijalani jika menjadi orang tua dan kemampuan ibu dalam perawatan dan rencanakan membesarkan bayi/anaknya.
8.    Latar Belakang Sosial Budaya
Untuk mengetahui tentang pemikiran dan tradisi yang dilakukan/dianut ibu tentang masa nifas, seperti : adakah pantangan/tidak serta bagaimana penerimaan dan dukungan keuarga dalam kehadiran bayinya yang nantinya berhubungan dengan perawatan pada bayi yang dilakukan oleh ibu serta proses penyembuhan ibu.
9.    Pengetahuan dan Kemampuan Ibu
Untuk mengetahui kemampuan ibu dalam perawatan diri sehabis melahirkan, perawatan bayi, tali pusat, memandikan bayi, cara menyusui, perawatan perineum, hubungan seksual, kunjungan ulang, tanda-tanda bahaya nifas dan bayi serta rencana pemakaian KB. Sehingga mempermudah bidan dalam memberikan HE dan anjuran kepada klien dan klien juga lebih kooperatif dalam menangani tanda-tanda bahaya yang terjadi.

B.  Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
KU : Untuk mengetahui keadaan umum dan kesaran ibu.
1)      Komposmentis  : Kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.
2)      Apatis                : Acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya.
3)      Somnolen          : Kesadaran yang lebih rendah ditandai dengan tampak mengantuk, tidak responsive terhadap rangsangan yang kuat.
4)      Sopor                 : Tidak memberikan respon ringan maupun sedang tetap masih memberikan respon sedikit terhadap rangsangan yang kuat dengan adanya reflek pupil terhadap cahaya yang masih positif
5)      Koma                : Tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun sehingga reflek pupil terhapat cahaya tidak ada.
6)      Delirium            : Tingkat keadaran yang paling bawah ditandai dengan disorientasi yang sangat inaktif, kacau, salah persepsi terhadap rangsangan seksorik
2.      Pemeriksaan TTV
1)     Tekanan darah
Terkadang ditemukan hipertensi post partum, tetapi ini akan menghilang dengan sendirinya bila tidak terdapat penyakit lain yang menyertainya.
N : 110/70-120/80 mmHg. (Bobak, 2004:501)
2)     Nadi
Normal 60-80 x/mnt. Segera setelah partus, terjadi bradikardia. Nadi cepat/takhikardia terhadap pada ibu yang nervous, yang banyak kehilangan darah, atau persalinan lama. (Bobak, 2004:501)
3)   Suhu
Setelah partus dapat naik 0,5oC dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38oC. Setelah 12 jam melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38oCkemungkinan terjadi infeksi. Normal 36,5oC – 37,5oC . (bobak, 2004 : 301)
4)   RR
Normal dewasa 16 20 x/mnt
Takpinea g bila pernafasan lebih dari 24 x/mnt
Bradipnea g bila pernafasan kurang dari 10 x/mnt
3.      Pemeriksaan fisik
1)      Kepala
a.Rambut yang kering, rapuh dan kekurangan pigmen dapat menunjukkan adanya kemungkinan kekurangan gizi.
b.      Rambut yang jarang atau tumbuh kurang subur, menunjukkan adanya mainutrisi, penyakit hipotiroidisme, efek obat, dan lain-lain.
c.Kerontokan rambut dapat terjadi akbita penyakit kulit kepala, gangguan fungsi tubuh seperti demam, pemberian anestesi atau pengobatan kemotrapi.
2)      Wajah
a.Cloasma gravidarium terjadi akibat peningkatan hormone pada saat hamil.
b.    Mata
a)      Normal warna sklera adalah putih, terdapat gambaran tipis pembuluh darah, sclera berwarna coklat kemungkinan perokok, sclera kuning (ikterik) kemungkinan terjadi kelainan hepar, dan jika sclera berwarna merah kemungkinan infeksi.
b)   Normal warna kongjungtiva adalah merah muda, jika berwarna putih (pucat) kemungkinan anemia.
c)    Apabila warna kornea tampak keruh kemungkinan terdapat radang.
d)   Warna putih pada pupil menunjukkan adanya katarak.
c.     Hidung
Adalah polip, sianosis, secret/ingus.
d.    Mulut
a)      Labioskisis (bibir sumbing), labio palatoskisis (sumbing sampai palatum) atau tidak
b)      Bibir kering, pucat menunjukkan adanya nyeri atau kurangnya asupan cairan.
e.     Telinga
Warna membran timpani putih mengkilat, jika berwarna merah kemungkinan terdapat peradangan.
f.       Leher
Jika ada bendungan/benjolan abnormal kemungkinan terjadi kelainan/gangguan kelenjar limfe/ tiroid.
g.      Pemeriksaan Dada/Payudara
Kemerahan, bengkak menunjukkan terjadi mastitis atau bendungan ASI, mengetahui apakah kolostrum sudah keluar/belum (bermanfaat bagi kekebalan tubuh bayi), apakah ada tumor.
h.      Abdomen
a)      Adakah riwayat pembedahan SC yang berhubungan dengan proses persalinan yang telah dilaksanakan.
b)      Setelah persalinan dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, biasanya putih dalam 6 minggu.
c)      Dinding kandung kemih memperlihatkan adem.
d)     TFU segera setelah placenta lahir kira-kira 2 jari dibawah pusat.
e)      Hari ke-5 post partum kira-kira 7 cm atas symphysis atau ½ sympisis pusat
f)       Setelah 12 hari uterus tidak teraba lagi diatas sympisis.
i.      Genetalia
a)      Biasanya masih keluar Lochea
b)      Terdapat bekas jahitan episiotomi
j.      Ekstremitas
a)      Thromboflebitis perluasan/invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang-cabangnya.
b)      Flegmasia Alba Dolens (Thromboflebitis Femulalis),tanda-tandanya yaitu satu kaki biasanya kaki kiri, Kaki sedikit fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, Lebih panas dari kaki satunya, Paha bagian atas terasa tegang dan keras, Nyeri hebat pada paha dan lipat paha, Nyeri pada betis (tanda homan).
3.    Pemeriksaan Penunjang


II.  INTERPRETASI DATA DASAR
Dx       : Pxxxx (aterm, preterm, abortus, hidup) post partum hari ke ....dengan keluhan.....
Ds       : Untuk mengetahui data-data dari klien, seperti : keluhan yang dirasakan, kelahiran, dan aktifitas yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang dapat mendukung diagnosa.
Do       : Berisi hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu, meliputi : TTV, TFU, Lochea, Pemeriksaan fisik (payudara, abdomen, perineum), dll yang dapat mendukung diagnosa.
Kebutuhan Post Partum:
Untuk mengetahui kebutuhan ibu setelah melahikan dalam pemberian HE sehingga bidan mudah dalam memberikan HE.

III.   ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
1.    Infeksi
2.    Subinvolusi uterus
3.    Perdarahan kala nifas sekunder
4.    Flegmasia alba dolens infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis
5.    Keadaan abnormak pada payudara : bendungan ASI, mastitis dan abses mamae (Manuaba, (2007) :317)

IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Untuk mengetahui langkah-langkah atau tindakan selanjutnya apabila terjadi masalah potensial (Varney, (2007) : 153).

V.  INTERVENSI
         Tanggal     : -                                                                              Jam :
         1. Tujuan Jangka Panjang
                     Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 minggu diharapkan ibu mengerti dan faham tentang keadaan masa nifas dengan criteria hasil :

                           K (pengetahuan)                     : -
                           A (emosinya)                           : -
                           P (tingkah laku)                       : -
                           P (perubahan fungsi tubuh)     : -
         2. Tujuan Jangka Pendek
               Setelah dalakukan asuhan kebidanan selama 1x 60 menit diharapkan ibu mengerti dan faham dengan kriteria hasil :
                           K (pengetahuan)                     : -
                           A (emosinya)                           : -
                           P (tingkah laku)                       : -
                           P (perubahan fungsi tubuh)     : -
         PLANNING
         Rencana asuhan yang akan diberikan pada klien.
         ( Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 2, Varney : 104)

VI. IMPLEMENTASI
Tgl/ jam
Tindakan
paraf








VII.  EVALUASI
Tanggal     : -                                                                              Jam :
   S (subyaktif)         :  Mengganbarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah I  Varney.
      O (obyektif)          :  Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I  Varney.
         A (assessment)      :  Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektifdalam suatu identifikasi:
                                          a. Diagnosis/ masalah
                                          b. Antisipasi diagnosis/ masalah potensial
                                          c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan/ atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
            P (plan)                  :  Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (1) dan evaluasi perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, dan 7  Varney.
( Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1, Varney : 36


BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA
MKB                    : 19 November 2013 Pukul  : 07.00 WIB
No.Reg                 : 1202021500
Pengkajian            : 21 November 2013                   Pukul   : 07.00 WIB
Pengkaji               : kelompok 1
3.1.1        PENGKAJIAN
Data Subyektif
1)   Biodata
Nama istri       :Ny “V”                                  Nama Suami   :Tn “C”
Umur               :23 thn                                    Umur              :25 thn
Suku/Bangsa   :Jawa/Indonesia                      Suku/Bangsa  :Jawa/Indonesia
Agama            :Islam                                      Agama            :Islam
Pendidikan      :SMA                                      Pendidikan     :Sarjana     
Pekerjaan        :Ibu Rumah Tangga                Pekerjaan        :PNS
Penghasilan     :tidak ada penghasilan            Penghasilan     :Rp 5.000.000       
Alamat            :JL Jombang 150A Babat       Alamat            :JL.Jombang150A Babat

Riwayat Perkawinan
Status pernikahan: Sah                                   Status Pernikahan : Sah
Nikah ke               :Satu                                  Nikah Ke               : Satu
Usia menikah       : 20 thn                              Usia Menikah        : 22 thn
Lama menikah      : 3 thn                                Lama Menikah      : 3 thn

2)   Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri padajalan lahir
3)   Riwayat Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada jalan lahir, ibu tidak berani berkemih karena takut mempengaruhi jahitan, dirasakan sejak tadi pagi bangun tidur nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk , nyeri bertambah saat ibu bangun.
4)   Riwayat Menstruasi
Menarche        : usia 11 thn
Siklus              : 28 hari
Teratur/tidak   : Teratur
Lama               : kurang lebih 7 hari
Jumlah             :  1  hari menghabiskan 3 pembalut
Warna darah    : merah segar
Dismenorhe     : Jarang
Flour albus     : Tidak pernah
HPHT           : 12Februari 2013
5)   Riwayat Obstetri
(1)      Riwayat Kehamilan , Persalinan, Anak Dan Nifas yang lalu
No
KEHAMILAN
PERSALINAN
ANAK
Nifas
Menetek
KB
KE
UK
Peny
TT
Jenis
Penolong
peny
JK
BB/
PB
H/
M



1



1



37 mgu


Tidak ada


T5



Normal



Bidan



Tidak ada





2750 gr/49 cm

H


Baik


Saat
Baik


Ini masa
Belum


Nifas


(2)      Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum menggunakan alat kontrasepsi apapun
(3)      Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual seperti Gonorhea, Sifilis, kandiloma, herpes, dll.
(4)      Riwayat Kesehatan Sekarang
1.      Ibu mengeluh nyeri pada daerah perineum, setelah ibu melahirkan tanggal 19 November 2013, pukul 15.00
2.      Ibu mengatakan mendapatkan jahitan pada perineumnya
3.      Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari jalan lahir
(5)      Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1.      Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, asma, dan TBC.
2.      Ibu tidak sembarangan minum obat – obatan.
3.      Ibu tidak pernah di operasi.
4.      Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular
(6)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit apapun
(7)      Keadaan Psikososial, Ekonomi, Spiritual
a.     Riwayat psikologis
-          Ibu sangat senang dan bersyukur atas kelahiran bayinya.
-          Suami dan keluarga lain juga senang atas kelahiran bayinya.
b.    Riwayat Ekonomi
-          Penghasilan keluarga mencukup kebutuhan sehari – hari.
-          Hubungan keluarga dan masyarakat baik.
c.     Data spiritual
-          Keluarga taat beribadah.
-          Ibu sejak melahirkan tidak melaksanakan shalat 5 waktu.
(8)          Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki budaya yang dapat menghambat masa nifas seperti tarak makan, minum jamu-jamuan, melarang banyak bergerak, dll.
6)   Pola kebiasaan Sehari-hari
(1)   Pola Nutrisi
Selama Hamil        :
a.         Pola makan teratur 3 X sehari tetapi sedikit – sedikit.
b.        Jenis makanan tiap hari : nasi, ikan, tempe, sayur, dan buah – buahan.
c.         Ibu minum air putih minimal 8-9  gelas / hari.
Nifas Hari Ke-2     :
a.         Pola makan teratur 3 X sehari tetapi sedikit – sedikit.
b.        Jenis makanan tiap hari : nasi, ikan, tempe, sayur, dan buah – buahan.
c.         Ibu minu air putih minimal 6-8 gelas / hari.
(2)   Pola Istirahat
Selama Hamil      :
a.         Kebiasaan ibu tidur siang ± 2 jam perhari.
b.        Kebiasaan ibu tidur malam ± 7-8 jam perhari
Nifas Hari Ke-2     :
a.         Kebiasaan ibu tidur siang ± 1 jam perhari.
b.        Kebiasaan ibu tidur malam ± 7-8 jam perhari.
(3)   Pola Aktivitas / Mobilisasi
Selama Hamil     :
  Ibu di rumah sebagai ibu rumah tangga, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengerjakan pekerjaan mencuci dan memasak
Nifas Hari Ke-2     :
  Ibu kadang berbaring, duduk, dan terkadang juga jalan-jalan
(4)   Pola Eliminasi
Selama Hamil      :
  BAB dan BAK tidak ada kesulitan, BAB 1x sehari konsistensi lunak, BAK 5-6x sehari konsistensi cair warna kuning jernih
Nifas Hari Ke-2   :
  Selama post partum hari ke-2 ibu BAB 1x, ada keinginan tetapi ditahan. BAK ± 4-5 kali sehari.
(5)   Pola personal higieny
Selama hamil       :
a.      Mandi 2-3 kali perhari, menggunakan sabun mandi.
b.      Gosok gigi 2 kali sehari dengan pasti gigi.
c.      Keramas 3 kali seminggu.
Nifas Hari Ke-2   :
a.        Selama post partum mandi 1-2 kali perhari menggunakan sabun
b.       Membersihkan daerah kewanitaan setelah BAK dan BAB
c.        Ganti pembalut 3-4 kali perhari
d.       Gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi.
e.        Keramas 1 kali selama post partum
(6)   Pola Seksual
Selama Hamil      :
  Ibu tidak melakukan hubungan seksual
Nifas Hari Ke-2:
  Ibu belum melakukan hubungan seksual
7)   Pengetahuan Dan Kemampuan Ibu
(1)   Nutrisi
Ibu mengetahui pola nutrisi yang baik bagi ibu dan bayi yaitu pada ibu makan makanan yang banyak mengandung protein, makan yang bergizi lebih banyak  agar produksi ASI meningkat, untuk bayi berikan ASI saja hingga 6 bulan.
(2)   Mobilisasi
Ibu mengetahuimobilisasi yang baik bagi ibu yaitu ibu mengatakan melakukan aktifitas seperti biasa agar kesembuhan organ kewanitaannya lebih cepat.
(3)   Perawatan bayi dan tali pusat :
Ibu mengetahui cara merawat bayi dan tali pusat yaitu dengan prinsip bersih kering, bersihkan dengan sabun bagian tali pusat lalubilas dengan air setelah itu keringkan dan bungkus dengan kasa yang sasetan.
(4)   Memandikan bayi
Ibu mengetahui cara memandikan bayi yaitu beri sabun bayi ditempat yang datar lalu bilas di dalam bak mandi.
(5)   Cara Meneteki yang benar
Ibu mengetahui cara menetaki yang benar yaitu mulut bayi mencakup seluruh pentil dan bagian bawah hitam – hitam dibawahnya
(6)          Perawatan Payudara
          Ibu mengetahui cara perawatan payudara yang benar yaitu dibersihkan dengan kapas yang dibasahi baby oil
(7)          Hubungan seksual
          Ibu mengetahui cara dan waktu yang tepat melakukan hubungan seksual yaitu setelah 40 hari setelah melahirkan
(8)          Perawatan Perineum
          Ibu mengetahui cara perawatan perineum yang benar yaitu apabila ada luka maka di beri betadine, jangan dipegang apabila ada luka
(9)          Pakaian 
          Ibu mengetahui pakaian yang baik bagi ibu dan bayi yaitu pada ibu menggunakan pakaian yang longgar pada bayi usahakan menggunakan pakaian yang hangat
(10)      Pola Istirahat :
Ibu mengetahui pola istirahat yang tepat pada ibu dan bayi yaitu mengikuti pola istirahat bayi
(11)      Tanda- tanda bahaya nifas
Ibu mengetahui tanda bahaya masa nifas yaitu ibu menyebutkan perdarahan yang banyak, kepala pusing hebat, nyeri pada daerah perut dan pinggul, oedem seluruh tubuh
(12)      Pemeriksaan ulang
Ibu mengetahui waktu yang tepat untuk kunjungan ulang yaitu suatu saat apabila ada keluhan
(13)      Rencana KB
Ibu mengetahui waktu yang tepat untuk ber-KB dan alat KB yang tepat untuk digunakan



Data Obyektif
1)      Riwayat kehamilan sekarang
Hamil Ke                 : 2
Umur Kehamilan     : 37 minggu 4 hari
Gerakkam janin       : dirasakan pada usia kehamilan ± 5bln
ANC                     
TM I                  : 1 kali
TM II               : 2 kali
TM  III    : 3 kali

2)      Riwayat persalinan sekarang
Tanggal /jam persalinan                      : 19 November 2013/ 15.00 WIB
Tempat dan penolong                        : BPS  / Bidan
Mulai merasa mules (tanggal/jam)      : 19 November 2013 / 03.00 WIB
Kelainan atau penyulit                       : -
Tipe persalinan                                   : Normal
Kala I                                                 : Lamanya 4 jam 30 menit, jumlah pendarahan blood slym danberlangsung normal
Kala II                                                : Persalinan spontan pervaginam, jenis kelamin laki-laki, BB 3000gr, PB 50 cm, AS 7/8, tidak ada kelainan pada bayi, rupture perineum, dengan pendarahan 300 cc, lamanya 20 menit.
Kala III                                              : Plasenta lahir 20 menit setelah bayi lahir, dengan melakukan manajemen aktif kala 3, berat placenta 500 gram, panjang tali pusat 50 cm, dengan jumlah pendarahan 200 cc.
Kala IV                                              : Berlangsung normal, keadaan umum baik, kesadaran composmetis, kontraksi uterus baik.
Keadaan ketuban                                 
     Pecah tanggal/jam                   : 19 November 2013/14.40 Wib
     Warna                                      : Jernih
     Bau air ketuban                       : Anyir
Keadaan bayi
     Jenis kelamin                           : Laki -laki
     BB/PB                                     : 3000 gr/50cm
     Hidup/mati                              : Hidup
     Apgar score                             : 7-8
     Ada kelainan/tidak                  : tidak ada


Keadaan plasenta
     Lahir tanggal/ jam                   : 19 November 2013/15.10 Wib
     Berat/panjang                          : 500gr/50cm
     Jumlah kotiledon                     : 20 buah
     Insersi tali pusat                      : Sentralis


Pemeriksaan
1)      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum      : baik
Kesadaran               : komposmentis
2)      TTV                        : TD         : 110/80 mmhg
Nadi    :80X/menit
RR        :22X/menit
Suhu    :36,6 ˚C
3)      Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Rambut           : Rambut berombak,hitam dan tidak ada ketombe,tidak   rontok,kulit kepala bersih.
Muka               : Ekspresi wajah tampak pucat dan tidak terdapat odema, cloasma gravidarum ada
Mata                : Konjungtiva berwarna merah muda,sklera berwarna putih simetris kiri dan kanan
Hidung            : Simestris kiri dan kanan tidak terdapat polip dan peradangan
Mulut dan gigi:Tidak ada caries gigi, gusih merah muda dan bersih.
Telinga            : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada kedua telinga.
Leher               : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,kelenjar limfe dan vena jugularis dan tidak ada nyeri tekan
Payudara         : asimetris kiri dan kanan, keadaan puting susu menonjol, payudara teraba lembek,tampak hyperpigmentasi pada areola mammae.
Abdomen        : Tidak ada luka operasi, Nampak linea nigra, striae livide, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
Genetalia         : Labia mayora/minora    :  Tidak ada kelainan
Kelenjar bertholini        :  Tidak ada kelainan
Jenis secret                    :  Lochea rubra
Warna                           :  Merah segar
Bau                               :  Amis darah normal
Perineum                     :  Robekan tingkat II ada, Episiotomi ada, Jahitan dengan jelujur ada, di perineum terlihat basah, merah, luka jahitan tidak mengering dan nyeri tekan ada
Anus                             :  tidak terdapat hemoroid, tidak terdapat skibala
Ekstremitas   : Atas         :  jumlah jari normal, tidak ada oedema dan nyeri tekan, CRT<1 detik, akral hangat
                     Bawah       :  jumlah jari normal, tidak ada oedema dan nyeri tekan
4)      Pemeriksaan penunjang
  Pemeriksaan Laboratorium
1.   Darah
     HB                                 :  11 gram%
     Golongan darah             : B
2.   Urine
     Protein                           : Negatif ( - )
     Glukosa                         : Negatif ( - )

3.2   INTERPRETASI DATA DASAR
DX      :  Ny. “V” P2002umur 23 thn dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.
DS       :  -    Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 19 November 2013 jam 15.00 WIB
-       Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari jalan lahir
-       Nyeri pada luka pekrneum
-       Ibu merasa lelah
DO      :   Ibu bersalin tanggal 19 November 2013 jam 15.00 WIB
Keadaan Umum  : baik
 Kesadaran           : komposmentis
 Payudara             : asimetris kiri dan kanan, keadaan puting susu menonjol,payudara teraba lembek,tampak hyperpigmentasi pada areola mammae.
 TTV                : TD        : 110/80 mmHg
N         : 80x/menit
RR       :22x/menit
S          : 36,6 C
Abdomen           :Tidak ada luka operasi, Nampak linea nigra, striae livide, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, TFU teraba 2 jari dibawah pusat


Lochea               : Jenis Lochea : Lochea rubra
                                                   Warna                       : Merah segar
Bau                          : Amis darah normal
Perineum          : Robekan tingkat II , Episiotomi ada, Jahitan dengan jelujur ada, di perineum terlihat basah, merah, luka jahitan tidak mengering dan nyeri tekan ada
Kebutuhan         :  Ibu dengan nyeri pada jahitan perineum sehingga bidan memberikan HE pengertian nyeri perineum,tentang cara mengatasi nyeri pada jahitan perineum,dan hal apa yang harus ditekankan sehingga ibu mengerti dan bersedian melakukan.

3.3  ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

3.4  IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
3.5  PERENCANAAN
Tanggal :21 November 2013                                             jam : 07.00 WIB
DX        : Ny. “V” umur 23 tahun P2002 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.
3.5.1 Tujuan Jangka Pendek
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan kurang lebih 1 jam diharapkan masa nifas berjalan dengan normal dengan KU ibu baik dan nyeri luka jahitan perimeum berkurang dengan kriteria hasil:
K       : ibu mengerti tentang keadaannya dan penyebab nyeri adalah hal yang normal
A     : ibu bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
P      : ibu mampu melakukan teknik relaksasi
P      : nyeri luka jahitan perineum berkurang dan TTV dalam batas normal
TD                        : sistol 90-120 mmHg, diastol 60-80 mmHg
                              N                           : 60-80 x/menit
                              RR                         : 16-24 x/menit
                              S                            : 36.5-37.5 oC
Lochea rubra (merah segar), TFU 2 jari dibawah pusat,pada hari 1 uterus  mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta.

3.5.2. Tujuan Jangka Panjang
   Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama 4 hari diharapkan  masa nifas berjalan normal dengan kriteria hasil:
K       : ibu mengerti tentang kondisinya sekarang dan bersedia melakukan perawatan luka perineum
A     : ibu bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri dan melakukan perawatan diri serta luka perineum
P      : ibu telah melakukan teknik relaksasi dan perawatan diri serta luka perineum
P      : nyeri luka jahitan perineum telah teratasi sebagian dan TTV dalam batas normal
TD                        : sistol 90-120 mmHg, diastol 60-80 mmHg
                              N                           : 60-80 x/menit
                              RR                         : 16-24 x/menit
                              S                            : 36.5-37.7 oC
Lochea Sanguinolenta (berwarna kuning)TFU teraba 2 jari dibawah pusat,  pada hari ke 4 uterus mengalami kontraksi dan relaksasi akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta, luka jahitan sembuh dalam 6 hari post partum
3.5.2        Intervensi
1)      Ciptakan suasana terapeutik dengan Ibu dan keluarga
R/  membina hubungan saling percaya antara pasien dan bidan
2)      Jelaskan tentang penyebab nyeri dan sekla dari nyeri
R/  pengetahuan yang adekuat, membuat ibu lebih tenang dan mengetahui seberapa nyeri yang di rasakan oleh ibu
3)      Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
R/ istrahat yang cukup dapat memulihkan kembali fisik dan mental ibu serta mempercepat proses penyembuhan.
4)      Ajarkan tehnik relaksasi.
R/ Relaksasi dapat meningkatkan sirkulasi O2  keseluruhan tubuh
5)      Berikan HE : tanda – tanda bahaya nifas dan cara mengatasi nyeri pada perineum
R/ meningkatkan pengetahuan ibu , dan bersedia melakukan
6)      Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang lebih pada masa nifas
R/ menningkatan pengetahuan dan agar tidak terjadi tarak
7)      Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
R/ kebersihan ibu tetap terjaga
8)      Anjurkan ibu untuk follow up
R/ Memudahkan untuk pemantauan luka perineum




3.6   IMPLEMENTASI
DX    : Ny. “V” umur 23 tahun P2002 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.
Tanggal  :21 November 2013                                         jam: 07:00 WIB
Pukul
Implementasi
Paraf
07:00


07:05


07:10


07:15


07:25




07:30


07:35









07:50


07.55




Menciptakan suasana terapeutik dengan Ibu dan
keluarga untuk membina hubungan saling percaya
antara pasien dan bidan
Mengkaji tingkat nyeri dengan skala nyeri, dilihat wajah ibu, pada saat dilakukan pembersihan luka diperineum ibu mengeluh nyeri
Menjelaskan penyebab nyeri yaitu jalan lahir ibu yang di jahit sehingga menyebabkan rasa nyeri dan perih

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukupuntuk memulihkan kembali fisik dan mental ibu serta mempercepat proses penyembuhan.
Mengajurkan tehnik relaksasi dengan menarik nafas dalam dan mengeluarkannya kembali untukmeningkatkan sirkulasi O2  keseluruhan tubuh


Cara mengatasi nyeri pada jahitan perineum :
Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene dan mengganti pembalut bila basah
Memberikan HE :
Tanda – tanda bahaya masa nifas :
  • Perdarahan banyak dari kemaluan
  • Lochea berbau busuk
  • Nyeri perut bawah / panggul yang hebat
  • Pusing berlabihan
  • Suhu diatas 38 ˚ C / tubuh panas
  • Nyeri saat BAK
  • Payu dara memar , panas dan bengkak

Memberi informasi kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang  banyak mengandung karbohidrat seperti sayuran, buah – buahan dan vitamin.
Melaksanakan pemberian obat anti biotik dan analgiotik
a.       Amoxillin                 = 3 x 1 per hari
Untuk menghilangkan rasa nyeri akibat jahitan.
b.      Fe                             = 1 x 1 per hari
Untuk menghentikan perdarahan pada rahim yang sedang berinvolusi.














































3.7   EVALUASI
Tanggal   : 21 November 2013                                         jam: 08:00 WIB
S       : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang kondisisnya sat ini dan mau melakukan saran dari bidan tentang
- Tanda – tanda bahaya masa nifas
- Cara mengatasi nyeri nifas
- Menjaga kebersihan luka perineum
- Nutrisi pada masa nifas
O       : ibu dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh bidan dengan hasil Pemeriksaan

A       : diagnosa :Ny. “V” umur 23 tahun P2002 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum dengan tujuan jangka pendek teratasi
         
P       :  Anjurkan ibu untuk kontrol 4 hari lagi atau sewaktu-waktu jika muncul keluhan.



BAB IV
PEMBAHASAN

Di dalam laporan ini,akan dibahas tentang kendala atau hambatan melaksanakan asuhan kebidanan pada NY. “V” P2002 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri jahitan perineum diBPS ,hambatan tersebut mencakup kesenjangan antara latar belakang dengan kasus, dan antara teori yang didapat selama kuliah dengan  praktek  langsung di lapangan.Berikut pemecahan masalah yang penulis lakukan ,sehingga asuhan kebidanan yang diharapkan dapat terselesaikan.
Untuk mempermudah penyusunan pembahasan ini akan dimulai dari  latar  belakang pendahuluan,kemudian mengelompokkan permasalahan tahap-tahap proses asuhan kebidanan,yaitu tahap pengkajian,analisa diagnosa/masalah diagnose potensial ,tindakan segera, perencanaan dan tindakan,serta tahap penelitian atau evaluasi.
4.1 TAHAP PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian data subjective dan objective,tidak ditemukan kesulitan baik melalui wawancara langsung maupun melalui pengamatan dan terhadap keluarganya.Hal ini dikarenakan klien mudah di ajak komunikasi dan kerja sama dengan baik.
4.2 ANALISA DIAGNOSA/MASALAH
Setelah di analisa ternyata didapatkan satu diagnose yaitu diagnose “Asuhan Kebidanan pada Ny. V P2002 post partum hari ke 2 dengan jahitan perineum.Hal ini  sama dengan yang ada pada tinjauan pustaka.Pada tinjauan pustaka,hal tersebut juga tercantum.Diantaranya ditemukan saat melaksanakan asuhan kebidanan.Hal ini dikarenakan petugas dalam  melakukan asuhan kebidanan sesuai dan memenuhi standart atau protap yang ada.
4.3 DIAGNOSA POTENSIAL
Berdasarkan pengkajian dan analisa data  dari kasus di atas didapatkan hasil bahwa ditemukan maslah potensial  pada kasus  Ny. V  P2002 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri luka jahitan perineum yaitu potensial infeksi luka jahitan perineum

4.4 TINDAKAN SEGERA
Tindakan segera yang perlu diperlukan dalam kasus Ny. V  P2002 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri luka jahitan perineum dengan memberikan motivasi serta meminta keluarga supaya memberikan dukungan,perhatian,kasih sayang dan membantu ibu untuk merawat bayinya.
4.5 TAHAP PERENCANAAN
Sesuai dengan diagnose yang munc ul saat melakukan asuhan kebidanan Ny. V  P2002 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri luka jahitan perineum rencana tindakan sesuai dengan tercantum dalam tinjauan pustaka.
Semua rencana tindakan sesuai dengan yang tercantum dalam tinjauan pustaka .Jadi dalam tahap perencanaan ini tidak ada hambatan yang dijumpai karena sarana,prasarana dan sumber daya dari klien.
4.6 PELAKSANAAN
Pada tahap ini dilaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat atau ditetapkan yaitu pada diagnose Ny. V  P1001 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri luka jahitan perineum ,dalam pelaksanaannya tidak ada hambatan .Hal ini dikarenakan adanya kerja sama antara petugas,klien dan keluarga sehingga dapat melaksanakan asuhan kebidanan sampai kondisi klien stabil.
4.7 EVALUASI
Pada tahap ini setelah melakukan penilaian dari asuhan kebidanan yang  telah diberikan pada klien, dapat dicatat perkembangan hasil akhir yang diperoleh sesuai dengan tujuan criteria evaluasi  yang terdapat pada tinjauan pustaka.









BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. V  P2002 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri luka jahitan perineum ,didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian dilakukan pengumpulan data yang meliputi data subjective dan objective.Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa bahwa Ny V dalam nifas ,intervensi yang diberikan  disesuaikan dengan ketentuan yang ada,sedangkan penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan,yang menunjukkan bahwa Ny V mengalami kemajuan :
1.      ibu mengerti tentang keadaannya dan penyebab nyeri adalah hal yang normal
2.      ibu bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
3.       ibu mampu melakukan teknik relaksasi
4.      nyeri luka jahitan perineum berkurang dan TTV dalam batas normal

5.2 Kritik dan Saran
5.2.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengimplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
5.2.2  Bagi Lahan Praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu post partum ,dapat meningkatkan layanan terutama dalam pencegahan kematian ibu






DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008.Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb. 2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
shvoong.com/medicine-and-health/m-genetics/1895771-jurus-mengatasi-
darah-tinggi-hipertensi/ diunduh 28 Feb. 2010, 11.05 AM.
Suherni, 2007.Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
http://www.slideshare.net/wawayquetz/presentasi-materi-ttv-pada-ibu-nifas
Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1, Varney
Dewi Vivian, 2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta : Salemba Medika