BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
saat ini angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih sangat
tinggi.menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 – 2003
angka kematian bayi (AKB) adalah 20/1000 kelahiran hidup (www.Depkes.Go.id).
Masa
nifas (puer perium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Asuhan masa
nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
keluarganya. diperkirakan bahwa 60 % kematian atau akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50 % kematian karena masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama (Saifuddin, Abdulbari. 2002 : 122).
Masa nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun
banyinya. Dimana masa nifas ini berlangsung ± 6 minggu setelah kelahiran
placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Bagi banyak wanita pemulihan adalah suatu yang berlangsung
terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal, walauipun
terkadang mengalami beberapa keluhan fisiologis seperti perut mules akibat
proses involusi uterus(Sarwono, 2002).
Dengan tingginya
persentase angka kematian ibu pada masa nifas ditetapkan adanya program dan
kebijakan teknis yang menyebutkan bahwa paling sedikit kunjungan masa nifas
dilakukan untuk menilai status ibu dan byai baru lahir dan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi dan banyaknya diantara
penyebab kematian ibu nifas juga dikarenakan perdarahan infeksi pada luka bekas
episiotomy yang ditandai dengan nyeri pada luka perineum.
Oleh karena itu, pengetahuan menyeluruh tentang perubahan
fisiologis dan psikologis pada masa Puerpurium adalah sangat penting untuk
dimiliki oleh bidan/ petugas kesehatan yang menilai kesehatan ibu secara akurat
dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan.
1.2 Tujuan
Penulisan
1.2.1
Tujuan
Umum
Mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas
Fisiologis.
1.2.2
Tujuan
Khusus
1) Melaksanakan pengkajian pada klien
2) Menginterpretasikan data dasar klien
3) Antisipasi maslah potensial pada klien
4) Mengidentifiaksi kebutuhan segera klien
5) Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
6) Membuat tindakan perawatan pada klien
7) Mengevaluasi Asuhan Kebdianan yang telah dilakukan.
8) Mendokumentasikan Asuhan Kebudanan yang telah dilakukan
1.3 Metode
penulisan
1.3.1
Metode
penulisan ini adalah suatu kepustakaan dalam bentuk study kasus yaitu mencari
gambaran jelas dari proses kebidanan yang terjadi saat ini.
1.3.2
Teknik
pengumpulan data
1.3.3
Wawancara
/ anamnesa
1.3.4
Pemeriksaan
1.3.5
Pengkajian
catatan medik dan kepustakaan
1.4 Sistematika
Penulisan
Dalam
penulisan makalah Asuhan Kebidanan, disusun sebagi berikut :
BAB
I : Pendahuluan
BAB
II : Tinjauan Pustaka
BAB
III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Tinjauan
Teori
Teori Kasus
2.1. Definisi
·
Nyeri adalah kebutuhan
fisiologis. Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut. (Hierarki Maslow)
Nyeri
adalah persaan tidak nyaman baik ringan maupun berat (Mubarok,207:208)
·
Perineum adalah daerah
antara vulva dan anus. Biasanya setelah melahirkan, perineum akan sedikit
bengkak / oedema dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomy
yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. (anik maryuyani ; H.15)
·
Episiotomy adalah
insisi pada perineum yg menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin
himen, jaringan septum rektovaginal. Melebarkan jalan lahir sehingga
mempermudah kelahiran (Mansjoer Arif, dkk. 2001 : 338)
·
Jadi dapat disimpulkan
bahwa nyeri jahitan perineum adalah perasaan tidak nyaman yang di rasakan
pasien post partum akibat jahitan dari terpotongnya selaput lendir,vagina,cincin
hymen,jaringan septum rektovagina.
2.2. Etiologi
Nyeri jahitan perineum sebagai
manifestasi dari luka bekas penjahitan yang dirasakan klien akibat ruptur
perineum pada kala pengeluaran, yaitu bagian terdepan dari anak telah berada di
dasar panggul.Ruptur perineum tidak selalu dihindarkan, tetapi dengan
pertolongan yang baik pada waktu lahirnya anak robekan itu dapat
dikurangi.Kalau terjadi robekan perineum, harus diperiksa dimana robekan itu,
bagaimana panjangnya, bagaimana dalamnya dan rata atau tidak. Ruptur perineum
harus secepat mungkin dijahit, sebab jika terlalu lama, luka baru itu akan
menjadi luka lama yang mempunyai potensi untuk terkena infeksi. Dalam
menjahitan harus dijaga kerapian dan kerapatannya, sehingga perineum dapat rata
kembali sebelum terjadi robekan. Adanya cedara jaringan lunak yang
direkontruksi dengan benar dengan cara menjahit robekan perineum mempunyai
resiko perdarahan dan infeksi luka. Untuk itu dibutuhkan teknik perawatan yang
benar dan hati-hati untuk mencegah terjadinya infeksi dan luka jahitan
perineum.
2.3.
Tanda dan Gejala
·
Nyeri tekan diatas
simfisis
·
Perasaan tidak nyaman
pada ibu
·
BAK dan BAB terasa
nyeri
·
Daerah perineum
kemerahan
·
Nyeri yang sangat pada
daerah perineum
·
Oedema pada jahitan
perineum
2.4.
Penanganan
Meskipun melahirkan secara normal kadang
memerlukan jahitan antara vagina dan anus atau dikenal dengan episiotimi
umumnya setiap jahitan yang digunakan untuk episiotomy akan diserap sendiri ,
jika sayatan atau robekannya luas maka rasa nyeri yang muncul akan lebih lama.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan yaitu :
1. Gunakan
kompres es atau membukus es dalam kain lap untuk membantu penanganan luka.
2. Menjaga
kebersiha luka misalnya dengan menggunakan botol semprot air untuk membilas
jaringan setelah menggunakan toilet.
3. Duduklah
dengan hati-hati seperti merapatkan bokong saat duduk untuk menjaga peregangan
4. Melakukan
senam kegel yang bisa dimulai sekitar 1 hari setelah melahirkan untuk membantu
otot dasar panggul, cobalah selama 5 detik, lalu semakin lama semakin meningkat
intensitasnya.
5. Mencegah
nyeri dan peregangan selama peregakan usus dengan menggunakan bantalan bersih
seperti pembalut untuk membantu meringankan tekanan pada luka.
B. Manajemen
Varney
Manejemen
Askeb
I.PENGKAJIAN
Tgl
MRS Jam
:
Tgl
Pengkajian Jam
:
A.
Data Subyektif
1.
Identitas
1) Nama
istri dan suami
Dikaji untuk menjalin keakraban antara bidan dan pasien,
serta mengetahui status pasien (Varney, (2007) : 153).
2) Umur
istri
Dikaji
untuk mengetahui berapa usia ibu yang wajar telah melahirkan dan termasuk usia
resiko atau tidak dalam melahirkan (Varney,
(2007) : 153).
3)
Pekerjaan istri dan
suami
Untuk
mengetahui tingkat penghasilan istri dan suami sehingga dapat diprediksi dalam
pemenuhan nutrisi dan kebutuhan bayi (Varney, (2007) : 153).
4) Agama
Untuk mengetahui tingkat kepercayaan/ tradisi dari suatu
agama tentang masa nifas (Varney, (2007) : 153).
5)
Suku bangsa
Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi pasien
sehingga mempengaruhi HE yang diberikan terutama dalam bahasa (Varney, (2007) :
153).
6)
Pendidikan suami dan
istri
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang pasien
sehingga mempengaruhi HE yang diberikan, terutama pendidikan istri (Varney,
(2007) : 153).
7)
Alamat
Untuk
mengetahui dimana lokasi tempat tinggal pasien sehingga dapat dipantau setiap
saat dan memprediksi jauh/tidak saat kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan (Varney, (2007) : 153).
8)
Status perkawinan
Untuk mengetahui jarak melahirkan dengan pernikahan,
apakah terjadi perkawinan yang sah/ tidak yang dapat mempengaruhi psikis klien.
Usia saat perkawiann untuk mengetahui apakah usia saat kawin alat-alat
reproduksinya sudah matang/belum mempengaruhi resiko terjadi tanda bahaya nifas (Varney, (2007) :
153).
2.
Keluhan Utama
1)
Nyeri perut/mules
Diakibatkan intensitas kontraksi uterus meningkat secara
bermakna segera setelah bayi lahir, diduga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volum intravterin yang sangat besar.
(Bobak, 2004 : 493)
2)
After Pain
Pada
primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap
kencang.Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan
sepanjang masa awal perindum. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata
selain ibu melahirkan di tempat terus terlalu teregang (misalnya pada bayi
besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini
karena ke-2nya merangsang kontraksi uterus. (Bobak,
2004:493)
3)
Nyeri Luka Perineum
Akibat
luka episiotomi/laserasi jalan lahir. (Bobak, 2004:496)
4)
Deuresis Pascapartum
Diakibatkan
oleh penurunan kadar esterogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai
bawah, dan hilangnya peningkatan volum darah akibat kehamilan, merupakan
mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah
urine menyebabkan penurunan BB sekitar 2,5 kg selama masa pascapartum. (Bobak,
2004:498)
5)
Keinginan berkemih
menurun
Rasa
nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi
vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah reflek berkemih.Penurunan
berkemih, seiring deurisis pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih
yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan
berlebihan karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
(Bobak, 2004:498)
6)
Tertundanya Defekasi
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu
melahirkan. Keadaan ini disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses
persalinan dan pada awal masa pascapartum atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah
menduga nyeri saat defikasi, nyeri dirasakan di perineum akibat episiotomi.
Laserasi, atau hemaroid. Kebiasaan buang air yang beratur perlu dicapai kembali
ke normal. (Bobak, 2004:498)
7)
Diaforesis (Keluar keringat secara berlebihan)
Merupakan mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan. (Bobak, 2004:498)
3.
Riwayat Keluhan Utama
P
: Provokatif/Paliatif
Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat
mengurangi atau memperbaiki gejala.
Q : Quality
Bagaimana gejala dirasakan, nampak/terdengar sejauh mana
pasien merasakannya sekarang.
R : Regional
Dimana gejala terasa.
S : Skala keadaan
Seberapa parah yang dialami klien.
T : Timing
Waktu, sejak kapan keluhan terjadinya dan sampai kapan.
(Varney, (2007) : 153).
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi yang lalu
Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, nifas,
dan bayi sebelumnya yang nantinya mempengaruhi kemampuan ibu dalam perawatan
bayinya.
5.
Riwayat Persalinan dan
Keadaan bayi
1) Untuk mengetahui persiapan ibu dan keluarga dalam
menyambut kelahiran bayinya dan tingkatan fase ke fase.
2) Keadaan
air ketuban dan placenta
Untuk
mengetahui apakah bayi/janin dalam keadaan baik atau distrees sehingga
memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dan apakah
bayi mengalami kelainan atau tidak.
3) Keadaan
bayi
Untuk
mengetahui jenis kelamin, tingkat adaptasi bayi, hidup/mati, BB/PB, dan apakah
ada kelainan atau tidak.
6.
Kebutuhan sehari-hari
1)
Untuk
mengetahui pola nutrisi, cairan, eliminasi, istirahat/tidur, aktivitas/senam
nifas, personal hygiene, dan hubungan seksual yang nantinya
berhubungan/mempengaruhi masa nifas.
2)
Untuk
mempermudah petugas dalam memberikan HE pada klien tentang kebutuhan
sehari-hari.
7.
Riwayat Psikososial
Untuk
mengetahi psikis ibu yang nantinya berhubungan dengan rasa takut untuk mengasuh
dan membesarkan anak, serta ancaman pada gaya hidup yang dijalani jika menjadi
orang tua dan kemampuan ibu dalam perawatan dan rencanakan membesarkan
bayi/anaknya.
8.
Latar Belakang Sosial
Budaya
Untuk
mengetahui tentang pemikiran dan tradisi yang dilakukan/dianut ibu tentang masa
nifas, seperti : adakah pantangan/tidak serta bagaimana penerimaan dan dukungan
keuarga dalam kehadiran bayinya yang nantinya berhubungan dengan perawatan pada
bayi yang dilakukan oleh ibu serta proses penyembuhan ibu.
9.
Pengetahuan dan
Kemampuan Ibu
Untuk
mengetahui kemampuan ibu dalam perawatan diri sehabis melahirkan, perawatan
bayi, tali pusat, memandikan bayi, cara menyusui, perawatan perineum, hubungan
seksual, kunjungan ulang, tanda-tanda bahaya nifas dan bayi serta rencana
pemakaian KB. Sehingga
mempermudah bidan dalam memberikan HE dan anjuran kepada klien dan klien juga
lebih kooperatif dalam menangani tanda-tanda bahaya yang terjadi.
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
KU : Untuk mengetahui keadaan umum dan kesaran ibu.
1)
Komposmentis : Kesadaran penuh dengan memberikan respon
yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.
2)
Apatis : Acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya.
3)
Somnolen : Kesadaran
yang lebih rendah ditandai dengan tampak mengantuk, tidak responsive terhadap
rangsangan yang kuat.
4)
Sopor : Tidak memberikan respon ringan maupun sedang tetap masih memberikan
respon sedikit terhadap rangsangan yang kuat dengan adanya reflek pupil
terhadap cahaya yang masih positif
5)
Koma : Tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun
sehingga reflek pupil terhapat cahaya tidak ada.
6)
Delirium
: Tingkat keadaran yang paling bawah ditandai dengan disorientasi yang
sangat inaktif, kacau, salah persepsi terhadap rangsangan seksorik
2. Pemeriksaan
TTV
1) Tekanan
darah
Terkadang ditemukan hipertensi post partum, tetapi ini
akan menghilang dengan sendirinya bila tidak terdapat penyakit lain yang
menyertainya.
N
: 110/70-120/80 mmHg. (Bobak, 2004:501)
2) Nadi
Normal 60-80 x/mnt. Segera setelah partus, terjadi
bradikardia. Nadi cepat/takhikardia terhadap pada ibu yang nervous, yang banyak
kehilangan darah, atau persalinan lama. (Bobak,
2004:501)
3) Suhu
Setelah partus dapat naik 0,5oC dari keadaan normal,
tetapi tidak melebihi 38oC. Setelah 12 jam melahirkan, umumnya suhu
badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38oCkemungkinan
terjadi infeksi. Normal 36,5oC – 37,5oC
. (bobak, 2004 : 301)
4) RR
Normal
dewasa 16 20 x/mnt
Takpinea g bila pernafasan lebih dari 24 x/mnt
Bradipnea g bila pernafasan kurang dari 10 x/mnt
3. Pemeriksaan
fisik
1)
Kepala
a.Rambut yang kering, rapuh dan kekurangan pigmen dapat
menunjukkan adanya kemungkinan kekurangan gizi.
b.
Rambut
yang jarang atau tumbuh kurang subur, menunjukkan adanya mainutrisi, penyakit
hipotiroidisme, efek obat, dan lain-lain.
c.Kerontokan rambut dapat terjadi akbita penyakit kulit
kepala, gangguan fungsi tubuh seperti demam, pemberian anestesi atau pengobatan
kemotrapi.
2)
Wajah
a.Cloasma gravidarium terjadi akibat peningkatan hormone
pada saat hamil.
b. Mata
a) Normal
warna sklera adalah putih, terdapat gambaran tipis pembuluh darah, sclera
berwarna coklat kemungkinan perokok, sclera kuning (ikterik) kemungkinan
terjadi kelainan hepar, dan jika sclera berwarna merah kemungkinan infeksi.
b) Normal warna kongjungtiva adalah merah muda, jika
berwarna putih (pucat) kemungkinan anemia.
c) Apabila warna kornea tampak keruh kemungkinan terdapat
radang.
d) Warna putih pada pupil menunjukkan adanya katarak.
c. Hidung
Adalah
polip, sianosis, secret/ingus.
d. Mulut
a)
Labioskisis (bibir
sumbing), labio palatoskisis (sumbing sampai palatum) atau tidak
b) Bibir kering, pucat menunjukkan adanya nyeri atau
kurangnya asupan cairan.
e. Telinga
Warna membran timpani putih mengkilat, jika berwarna
merah kemungkinan terdapat peradangan.
f. Leher
Jika ada bendungan/benjolan abnormal kemungkinan terjadi
kelainan/gangguan kelenjar limfe/ tiroid.
g. Pemeriksaan
Dada/Payudara
Kemerahan,
bengkak menunjukkan terjadi mastitis atau bendungan ASI, mengetahui apakah
kolostrum sudah keluar/belum (bermanfaat bagi kekebalan tubuh bayi), apakah ada
tumor.
h. Abdomen
a)
Adakah
riwayat pembedahan SC yang berhubungan dengan proses persalinan yang telah
dilaksanakan.
b)
Setelah
persalinan dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, biasanya putih
dalam 6 minggu.
c)
Dinding
kandung kemih memperlihatkan adem.
d)
TFU
segera setelah placenta lahir kira-kira 2 jari dibawah pusat.
e)
Hari
ke-5 post partum kira-kira 7 cm atas symphysis atau ½ sympisis pusat
f)
Setelah
12 hari uterus tidak teraba lagi diatas sympisis.
i. Genetalia
a) Biasanya
masih keluar Lochea
b) Terdapat
bekas jahitan episiotomi
j. Ekstremitas
a) Thromboflebitis
perluasan/invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah sepanjang
vena dan cabang-cabangnya.
b) Flegmasia
Alba Dolens (Thromboflebitis Femulalis),tanda-tandanya yaitu satu kaki biasanya kaki kiri, Kaki sedikit fleksi dan
rotasi keluar serta sukar bergerak, Lebih panas dari
kaki satunya, Paha bagian atas terasa
tegang dan keras, Nyeri hebat pada paha dan lipat paha, Nyeri pada betis (tanda
homan).
3. Pemeriksaan
Penunjang
II.
INTERPRETASI
DATA DASAR
Dx : Pxxxx
(aterm, preterm, abortus, hidup) post partum hari ke ....dengan keluhan.....
Ds : Untuk
mengetahui data-data dari klien, seperti : keluhan yang dirasakan, kelahiran,
dan aktifitas yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang dapat mendukung
diagnosa.
Do
: Berisi
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu, meliputi : TTV, TFU, Lochea,
Pemeriksaan fisik (payudara, abdomen, perineum), dll yang dapat mendukung
diagnosa.
Kebutuhan
Post Partum:
Untuk
mengetahui kebutuhan ibu setelah melahikan dalam pemberian HE sehingga bidan
mudah dalam memberikan HE.
III. ANTISIPASI MASALAH
POTENSIAL
1.
Infeksi
2.
Subinvolusi uterus
3.
Perdarahan kala nifas
sekunder
4. Flegmasia alba dolens infeksi puerpuralis yang mengenai
pembuluh darah vena femoralis
5. Keadaan abnormak pada payudara : bendungan ASI, mastitis
dan abses mamae (Manuaba, (2007) :317)
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
SEGERA
Untuk mengetahui langkah-langkah atau tindakan
selanjutnya apabila terjadi masalah potensial (Varney, (2007) : 153).
V. INTERVENSI
Tanggal : - Jam
:
1. Tujuan
Jangka Panjang
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 4 minggu diharapkan ibu mengerti dan faham
tentang keadaan masa nifas dengan criteria hasil :
K
(pengetahuan) : -
A
(emosinya) : -
P
(tingkah laku) : -
P
(perubahan fungsi tubuh) : -
2. Tujuan
Jangka Pendek
Setelah
dalakukan asuhan kebidanan selama 1x 60 menit diharapkan ibu mengerti dan faham
dengan kriteria hasil :
K
(pengetahuan) : -
A
(emosinya) : -
P
(tingkah laku) : -
P
(perubahan fungsi tubuh) : -
PLANNING
Rencana
asuhan yang akan diberikan pada klien.
( Buku Ajar
Asuhan Kebidanan volume 2, Varney : 104)
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
Tanggal : - Jam
:
S (subyaktif) : Mengganbarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.
O (obyektif) : Menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan sebagai
langkah I Varney.
A (assessment) : Menggambarkan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan
obyektifdalam suatu identifikasi:
a.
Diagnosis/ masalah
b.
Antisipasi diagnosis/ masalah potensial
c.
Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan/
atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
P (plan) : Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (1) dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.
( Buku Ajar
Asuhan Kebidanan volume 1, Varney : 36
BAB
3
TINJAUAN
KASUS
3.1
PENGKAJIAN DATA
MKB :
19 November 2013 Pukul :
07.00 WIB
No.Reg :
1202021500
Pengkajian :
21 November 2013 Pukul : 07.00
WIB
Pengkaji : kelompok 1
3.1.1
PENGKAJIAN
Data Subyektif
1) Biodata
Nama istri :Ny “V” Nama Suami :Tn “C”
Umur :23 thn Umur :25 thn
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :Sarjana
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :PNS
Penghasilan :tidak
ada penghasilan Penghasilan :Rp 5.000.000
Alamat :JL Jombang 150A
Babat Alamat :JL.Jombang150A Babat
Riwayat Perkawinan
Status
pernikahan: Sah Status
Pernikahan : Sah
Nikah ke :Satu Nikah Ke :
Satu
Usia menikah : 20 thn Usia Menikah : 22
thn
Lama menikah : 3 thn Lama Menikah : 3
thn
2) Keluhan
Utama
Ibu mengatakan nyeri padajalan lahir
3) Riwayat
Keluhan Utama
Ibu mengatakan
nyeri pada jalan lahir, ibu tidak berani berkemih karena takut mempengaruhi
jahitan, dirasakan sejak tadi pagi bangun tidur nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk , nyeri bertambah saat ibu bangun.
4) Riwayat
Menstruasi
Menarche : usia
11 thn
Siklus
: 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Lama
: kurang lebih 7 hari
Jumlah : 1 hari
menghabiskan 3 pembalut
Warna
darah : merah segar
Dismenorhe
: Jarang
Flour
albus : Tidak pernah
HPHT : 12Februari 2013
5) Riwayat
Obstetri
(1) Riwayat
Kehamilan , Persalinan, Anak Dan Nifas yang lalu
No
|
KEHAMILAN
|
PERSALINAN
|
ANAK
|
Nifas
|
Menetek
|
KB
|
KE
|
UK
|
Peny
|
TT
|
Jenis
|
Penolong
|
peny
|
JK
|
BB/
PB
|
H/
M
|
|
|
|
1
|
1
|
37 mgu
|
Tidak ada
|
T5
|
Normal
|
Bidan
|
Tidak ada
|
♀
|
2750 gr/49 cm
|
H
|
Baik
Saat
|
Baik
Ini masa
|
Belum
Nifas
|
(2) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum menggunakan alat kontrasepsi apapun
(3) Riwayat
Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seksual
seperti Gonorhea, Sifilis, kandiloma,
herpes, dll.
(4) Riwayat
Kesehatan Sekarang
1.
Ibu mengeluh nyeri pada
daerah perineum, setelah ibu
melahirkan tanggal 19 November
2013, pukul 15.00
2.
Ibu
mengatakan mendapatkan jahitan pada
perineumnya
3.
Ibu mengatakan ada
pengeluaran darah dari jalan lahir
(5) Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
1. Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
DM, asma, dan TBC.
2. Ibu tidak sembarangan minum obat – obatan.
3. Ibu tidak pernah di operasi.
4. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular
(6) Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan
keluarga tidak pernah menderita penyakit apapun
(7) Keadaan
Psikososial, Ekonomi, Spiritual
a. Riwayat psikologis
-
Ibu sangat senang
dan bersyukur atas kelahiran bayinya.
-
Suami dan keluarga
lain juga senang atas kelahiran bayinya.
b. Riwayat Ekonomi
-
Penghasilan
keluarga mencukup kebutuhan sehari – hari.
-
Hubungan keluarga
dan masyarakat baik.
c. Data spiritual
-
Keluarga taat
beribadah.
-
Ibu sejak
melahirkan tidak melaksanakan shalat 5 waktu.
(8)
Riwayat Sosial Budaya
Ibu
mengatakan keluarga tidak memiliki budaya
yang dapat menghambat masa nifas seperti tarak makan,
minum jamu-jamuan, melarang banyak
bergerak, dll.
6) Pola
kebiasaan Sehari-hari
(1) Pola
Nutrisi
Selama
Hamil :
a.
Pola makan teratur 3 X
sehari tetapi sedikit – sedikit.
b.
Jenis makanan tiap hari
: nasi, ikan, tempe, sayur, dan buah – buahan.
c.
Ibu minum air putih
minimal 8-9 gelas / hari.
Nifas Hari Ke-2 :
a.
Pola makan teratur
3 X sehari tetapi sedikit – sedikit.
b.
Jenis makanan tiap
hari : nasi, ikan, tempe, sayur, dan buah – buahan.
c.
Ibu minu air putih
minimal 6-8 gelas / hari.
(2) Pola
Istirahat
Selama
Hamil :
a.
Kebiasaan ibu tidur
siang ± 2 jam perhari.
b.
Kebiasaan ibu tidur
malam ± 7-8 jam perhari
Nifas
Hari Ke-2 :
a.
Kebiasaan ibu tidur
siang ± 1 jam perhari.
b.
Kebiasaan ibu tidur
malam ± 7-8 jam perhari.
(3) Pola
Aktivitas / Mobilisasi
Selama
Hamil :
Ibu di rumah sebagai ibu rumah tangga,
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengerjakan pekerjaan mencuci dan memasak
Nifas
Hari Ke-2 :
Ibu kadang berbaring, duduk, dan terkadang
juga jalan-jalan
(4) Pola
Eliminasi
Selama
Hamil :
BAB dan BAK tidak ada
kesulitan, BAB 1x sehari konsistensi lunak, BAK 5-6x sehari konsistensi cair
warna kuning jernih
Nifas
Hari Ke-2 :
Selama post partum hari ke-2 ibu BAB 1x, ada
keinginan tetapi ditahan. BAK ± 4-5 kali sehari.
(5) Pola
personal higieny
Selama
hamil :
a. Mandi 2-3 kali perhari,
menggunakan sabun mandi.
b. Gosok gigi 2 kali sehari
dengan pasti gigi.
c. Keramas 3 kali seminggu.
Nifas Hari Ke-2 :
a.
Selama post partum
mandi 1-2 kali perhari menggunakan sabun
b. Membersihkan
daerah kewanitaan setelah BAK dan
BAB
c.
Ganti pembalut 3-4
kali perhari
d. Gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi.
e.
Keramas 1 kali
selama post partum
(6) Pola
Seksual
Selama
Hamil :
Ibu tidak melakukan hubungan seksual
Nifas
Hari Ke-2:
Ibu belum melakukan hubungan seksual
7) Pengetahuan
Dan Kemampuan Ibu
(1)
Nutrisi
Ibu mengetahui pola nutrisi yang baik bagi ibu dan bayi
yaitu pada ibu makan makanan yang banyak mengandung protein, makan yang bergizi
lebih banyak agar produksi ASI
meningkat, untuk bayi berikan ASI saja hingga 6 bulan.
(2)
Mobilisasi
Ibu mengetahuimobilisasi yang baik bagi ibu yaitu ibu mengatakan melakukan aktifitas
seperti biasa agar kesembuhan organ kewanitaannya lebih cepat.
(3)
Perawatan bayi dan tali pusat :
Ibu mengetahui cara merawat bayi dan tali pusat yaitu dengan
prinsip bersih kering, bersihkan dengan sabun bagian tali pusat lalubilas
dengan air setelah itu keringkan dan bungkus dengan kasa yang sasetan.
(4)
Memandikan bayi
Ibu mengetahui cara memandikan bayi yaitu beri sabun bayi ditempat yang
datar lalu bilas di dalam bak mandi.
(5)
Cara Meneteki yang
benar
Ibu mengetahui cara menetaki yang benar yaitu mulut bayi mencakup seluruh pentil dan bagian bawah
hitam – hitam dibawahnya
(6)
Perawatan Payudara
Ibu mengetahui cara perawatan payudara
yang benar yaitu dibersihkan dengan kapas yang dibasahi baby oil
(7)
Hubungan seksual
Ibu mengetahui cara dan waktu yang
tepat melakukan hubungan seksual yaitu setelah 40 hari setelah melahirkan
(8)
Perawatan Perineum
Ibu mengetahui cara perawatan perineum
yang benar yaitu apabila ada luka maka di beri betadine, jangan dipegang
apabila ada luka
(9)
Pakaian
Ibu mengetahui pakaian yang baik bagi
ibu dan bayi yaitu pada ibu menggunakan pakaian yang longgar pada bayi usahakan
menggunakan pakaian yang hangat
(10)
Pola Istirahat :
Ibu
mengetahui pola istirahat yang tepat pada ibu dan bayi yaitu mengikuti pola
istirahat bayi
(11)
Tanda- tanda bahaya
nifas
Ibu
mengetahui tanda bahaya masa nifas yaitu ibu menyebutkan perdarahan yang
banyak, kepala pusing hebat, nyeri pada daerah perut dan pinggul, oedem seluruh
tubuh
(12)
Pemeriksaan ulang
Ibu
mengetahui waktu yang tepat untuk kunjungan ulang yaitu suatu saat apabila ada
keluhan
(13)
Rencana KB
Ibu
mengetahui waktu yang tepat untuk ber-KB dan alat KB yang tepat untuk digunakan
Data Obyektif
1) Riwayat
kehamilan sekarang
Hamil Ke :
2
Umur
Kehamilan : 37 minggu 4 hari
Gerakkam janin :
dirasakan pada usia kehamilan ± 5bln
ANC
TM
I : 1
kali
TM
II :
2 kali
TM III :
3 kali
2) Riwayat
persalinan sekarang
Tanggal /jam persalinan : 19 November 2013/ 15.00 WIB
Tempat dan penolong : BPS / Bidan
Mulai merasa mules
(tanggal/jam) : 19 November 2013 / 03.00 WIB
Kelainan atau penyulit : -
Tipe persalinan : Normal
Kala I :
Lamanya 4 jam 30 menit, jumlah pendarahan blood slym danberlangsung normal
Kala II :
Persalinan spontan pervaginam, jenis kelamin laki-laki, BB 3000gr, PB 50 cm, AS 7/8, tidak ada kelainan
pada bayi, rupture perineum, dengan pendarahan 300 cc, lamanya 20 menit.
Kala III :
Plasenta lahir 20 menit setelah bayi lahir, dengan melakukan manajemen aktif
kala 3, berat placenta 500 gram, panjang tali pusat 50 cm, dengan jumlah
pendarahan 200 cc.
Kala IV : Berlangsung
normal, keadaan umum baik, kesadaran composmetis, kontraksi uterus baik.
Keadaan ketuban
Pecah
tanggal/jam : 19 November 2013/14.40 Wib
Warna : Jernih
Bau
air ketuban : Anyir
Keadaan
bayi
Jenis
kelamin : Laki -laki
BB/PB : 3000 gr/50cm
Hidup/mati : Hidup
Apgar
score : 7-8
Ada
kelainan/tidak : tidak ada
Keadaan
plasenta
Lahir
tanggal/ jam : 19 November 2013/15.10 Wib
Berat/panjang : 500gr/50cm
Jumlah
kotiledon : 20 buah
Insersi
tali pusat : Sentralis
Pemeriksaan
1) Pemeriksaan
Umum
Keadaan
Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
2)
TTV : TD :
110/80 mmhg
Nadi :80X/menit
RR :22X/menit
Suhu :36,6 ˚C
3)
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Rambut : Rambut
berombak,hitam dan tidak ada ketombe,tidak
rontok,kulit kepala bersih.
Muka : Ekspresi
wajah tampak pucat dan tidak terdapat odema, cloasma gravidarum ada
Mata : Konjungtiva berwarna merah
muda,sklera berwarna
putih simetris kiri dan kanan
Hidung : Simestris
kiri dan kanan tidak terdapat polip
dan peradangan
Mulut dan gigi:Tidak ada caries gigi, gusih merah muda dan bersih.
Telinga : Simetris
kiri dan kanan, tidak
ada kelainan pada kedua telinga.
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar
tiroid,kelenjar limfe dan vena jugularis dan tidak ada nyeri tekan
Payudara : asimetris kiri dan kanan, keadaan puting susu menonjol, payudara teraba lembek,tampak
hyperpigmentasi pada areola mammae.
Abdomen : Tidak ada luka operasi, Nampak linea nigra, striae livide, kontraksi
uterus baik teraba keras dan bundar, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
Genetalia : Labia mayora/minora : Tidak ada kelainan
Kelenjar
bertholini : Tidak ada kelainan
Jenis
secret : Lochea rubra
Warna
: Merah segar
Bau
: Amis darah normal
Perineum : Robekan tingkat II ada,
Episiotomi ada, Jahitan dengan jelujur ada, di perineum terlihat basah, merah,
luka jahitan tidak mengering dan nyeri tekan ada
Anus : tidak
terdapat hemoroid, tidak terdapat skibala
Ekstremitas : Atas : jumlah
jari normal, tidak ada oedema dan nyeri tekan, CRT<1 detik, akral hangat
Bawah : jumlah jari normal, tidak ada oedema dan nyeri tekan
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
HB
: 11 gram%
Golongan
darah :
B
2. Urine
Protein : Negatif ( - )
Glukosa : Negatif ( - )
3.2
INTERPRETASI DATA DASAR
DX : Ny. “V” P2002umur 23 thn dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.
DS : -
Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 19 November 2013 jam
15.00 WIB
-
Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari jalan lahir
-
Nyeri pada luka pekrneum
-
Ibu merasa lelah
DO : Ibu bersalin tanggal 19 November
2013 jam 15.00 WIB
Keadaan
Umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Payudara : asimetris
kiri dan kanan, keadaan puting susu menonjol,payudara teraba lembek,tampak
hyperpigmentasi pada areola mammae.
TTV : TD :
110/80 mmHg
N :
80x/menit
RR :22x/menit
S :
36,6 C
Abdomen :Tidak ada luka operasi, Nampak linea nigra,
striae livide, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
Lochea : Jenis Lochea :
Lochea rubra
Warna
: Merah segar
Bau
: Amis darah normal
Perineum : Robekan tingkat II , Episiotomi ada, Jahitan dengan
jelujur ada, di perineum terlihat basah, merah, luka jahitan tidak mengering
dan nyeri tekan ada
Kebutuhan : Ibu dengan nyeri pada jahitan perineum sehingga bidan
memberikan HE pengertian nyeri perineum,tentang cara mengatasi nyeri pada
jahitan perineum,dan hal apa yang harus ditekankan sehingga ibu mengerti dan
bersedian melakukan.
3.3
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
Tidak
ada
3.4
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
3.5
PERENCANAAN
Tanggal :21 November 2013 jam
: 07.00 WIB
DX :
Ny. “V” umur 23 tahun P2002 dalam
masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.
3.5.1 Tujuan Jangka Pendek
Setelah dilakukan Asuhan
kebidanan kurang lebih 1 jam diharapkan masa nifas berjalan dengan normal
dengan KU ibu baik dan nyeri luka jahitan perimeum berkurang dengan kriteria
hasil:
K :
ibu mengerti tentang keadaannya dan penyebab nyeri adalah hal yang normal
A : ibu
bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
P :
ibu mampu melakukan teknik relaksasi
P : nyeri luka jahitan perineum berkurang dan TTV dalam batas
normal
TD :
sistol 90-120 mmHg, diastol 60-80 mmHg
N : 60-80 x/menit
RR : 16-24 x/menit
S : 36.5-37.5 oC
Lochea rubra (merah
segar), TFU 2 jari dibawah pusat,pada hari 1 uterus mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi
keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi plasenta.
3.5.2. Tujuan Jangka Panjang
Setelah
dilakukan Asuhan kebidanan selama 4 hari diharapkan masa
nifas berjalan normal dengan kriteria hasil:
K :
ibu mengerti tentang kondisinya sekarang dan bersedia melakukan perawatan luka
perineum
A : ibu
bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri dan melakukan
perawatan diri serta luka perineum
P :
ibu telah melakukan teknik relaksasi dan perawatan diri serta luka perineum
P : nyeri luka jahitan perineum telah teratasi sebagian dan
TTV dalam batas normal
TD :
sistol 90-120 mmHg, diastol 60-80 mmHg
N : 60-80 x/menit
RR : 16-24 x/menit
S : 36.5-37.7 oC
Lochea
Sanguinolenta (berwarna kuning)TFU
teraba 2 jari dibawah pusat, pada hari
ke 4 uterus mengalami kontraksi dan relaksasi akan menjadi keras sehingga dapat
menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta, luka
jahitan sembuh dalam 6 hari post partum
3.5.2
Intervensi
1) Ciptakan
suasana terapeutik dengan Ibu dan keluarga
R/ membina hubungan saling percaya antara pasien
dan bidan
2)
Jelaskan tentang
penyebab nyeri dan sekla
dari nyeri
R/ pengetahuan yang adekuat, membuat ibu lebih tenang dan mengetahui seberapa nyeri
yang di rasakan oleh ibu
3) Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup
R/ istrahat yang cukup dapat memulihkan
kembali fisik dan mental ibu serta mempercepat proses penyembuhan.
4) Ajarkan
tehnik relaksasi.
R/
Relaksasi dapat meningkatkan sirkulasi O2 keseluruhan tubuh
5)
Berikan HE : tanda –
tanda bahaya nifas dan cara mengatasi nyeri pada perineum
R/
meningkatkan pengetahuan ibu , dan bersedia
melakukan
6)
Anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi nutrisi yang lebih pada masa nifas
R/ menningkatan pengetahuan dan agar tidak terjadi tarak
7)
Anjurkan ibu untuk
menjaga personal hygiene
R/ kebersihan ibu tetap terjaga
8) Anjurkan
ibu untuk follow up
R/ Memudahkan untuk pemantauan luka
perineum
3.6
IMPLEMENTASI
DX : Ny. “V” umur 23 tahun P2002 dalam masa nifas hari ke
2 normal dengan nyeri luka pada jahitan perineum.
Tanggal
:21 November 2013 jam:
07:00 WIB
Pukul
|
Implementasi
|
Paraf
|
07:00
07:05
07:10
07:15
07:25
07:30
07:35
07:50
07.55
|
Menciptakan suasana terapeutik dengan Ibu
dan
keluarga untuk membina hubungan saling percaya
antara pasien dan bidan
Mengkaji
tingkat nyeri dengan skala nyeri, dilihat wajah ibu, pada saat dilakukan
pembersihan luka diperineum ibu mengeluh nyeri
Menjelaskan
penyebab nyeri yaitu jalan
lahir ibu yang di jahit sehingga menyebabkan rasa nyeri dan perih
Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukupuntuk memulihkan kembali fisik dan mental ibu serta
mempercepat proses penyembuhan.
Mengajurkan tehnik relaksasi dengan menarik nafas dalam dan mengeluarkannya kembali
untukmeningkatkan sirkulasi O2
keseluruhan tubuh
Cara mengatasi
nyeri pada jahitan perineum :
Menganjurkan ibu
menjaga personal
hygiene dan mengganti
pembalut bila basah
Memberikan HE :
Tanda – tanda bahaya
masa nifas :
- Perdarahan
banyak dari kemaluan
- Lochea berbau
busuk
- Nyeri perut
bawah / panggul yang hebat
- Pusing
berlabihan
- Suhu diatas 38 ˚
C / tubuh panas
- Nyeri saat BAK
- Payu dara memar
, panas dan bengkak
Memberi
informasi kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat
seperti sayuran, buah – buahan dan vitamin.
Melaksanakan
pemberian obat anti biotik dan analgiotik
a.
Amoxillin
= 3 x 1 per hari
Untuk menghilangkan rasa nyeri akibat
jahitan.
b.
Fe
= 1 x 1 per hari
Untuk menghentikan perdarahan
pada rahim yang sedang berinvolusi.
|
|
3.7
EVALUASI
Tanggal : 21
November 2013 jam: 08:00 WIB
S :
Ibu mengatakan sudah mengerti
tentang kondisisnya sat ini dan mau melakukan saran dari bidan tentang
- Tanda
– tanda bahaya masa nifas
- Cara mengatasi nyeri nifas
- Menjaga kebersihan luka perineum
- Nutrisi pada masa nifas
O :
ibu dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh
bidan dengan hasil Pemeriksaan
A :
diagnosa :Ny. “V” umur 23 tahun P2002 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan nyeri
luka pada jahitan perineum dengan tujuan jangka pendek teratasi
P : Anjurkan ibu untuk kontrol 4 hari lagi atau sewaktu-waktu jika
muncul keluhan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Di dalam laporan
ini,akan dibahas tentang kendala atau hambatan melaksanakan asuhan kebidanan
pada NY. “V” P2002 Post Partum hari ke 2
dengan nyeri jahitan perineum diBPS
,hambatan tersebut mencakup kesenjangan antara latar belakang dengan kasus, dan
antara teori yang didapat selama kuliah dengan
praktek langsung di
lapangan.Berikut pemecahan masalah yang penulis lakukan ,sehingga asuhan
kebidanan yang diharapkan dapat terselesaikan.
Untuk
mempermudah penyusunan pembahasan ini akan dimulai dari latar
belakang pendahuluan,kemudian mengelompokkan permasalahan tahap-tahap
proses asuhan kebidanan,yaitu tahap pengkajian,analisa diagnosa/masalah
diagnose potensial ,tindakan segera, perencanaan dan tindakan,serta tahap
penelitian atau evaluasi.
4.1 TAHAP PENGKAJIAN
Pada tahap
pengkajian data subjective dan objective,tidak ditemukan kesulitan baik melalui
wawancara langsung maupun melalui pengamatan dan terhadap keluarganya.Hal ini
dikarenakan klien mudah di ajak komunikasi dan kerja sama dengan baik.
4.2 ANALISA DIAGNOSA/MASALAH
Setelah di
analisa ternyata didapatkan satu diagnose yaitu diagnose “Asuhan Kebidanan pada
Ny. V P2002 post partum hari ke 2
dengan jahitan perineum.Hal ini sama
dengan yang ada pada tinjauan pustaka.Pada tinjauan pustaka,hal tersebut juga
tercantum.Diantaranya ditemukan saat melaksanakan asuhan kebidanan.Hal ini dikarenakan
petugas dalam melakukan asuhan kebidanan
sesuai dan memenuhi standart atau protap yang ada.
4.3 DIAGNOSA POTENSIAL
Berdasarkan
pengkajian dan analisa data dari kasus
di atas didapatkan hasil bahwa ditemukan maslah potensial pada kasus
Ny. V P2002 Post Partum hari ke 2
dengan nyeri luka jahitan perineum yaitu potensial infeksi luka jahitan
perineum
4.4 TINDAKAN SEGERA
Tindakan segera
yang perlu diperlukan dalam kasus Ny. V
P2002 Post Partum hari ke 2
dengan nyeri luka jahitan perineum dengan memberikan motivasi serta meminta
keluarga supaya memberikan dukungan,perhatian,kasih sayang dan membantu ibu
untuk merawat bayinya.
4.5 TAHAP PERENCANAAN
Sesuai dengan
diagnose yang munc ul saat melakukan asuhan kebidanan Ny. V P2002 Post Partum hari ke 2
dengan nyeri luka jahitan perineum rencana tindakan sesuai dengan tercantum
dalam tinjauan pustaka.
Semua rencana
tindakan sesuai dengan yang tercantum dalam tinjauan pustaka .Jadi dalam tahap
perencanaan ini tidak ada hambatan yang dijumpai karena sarana,prasarana dan
sumber daya dari klien.
4.6 PELAKSANAAN
Pada tahap ini
dilaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat atau
ditetapkan yaitu pada diagnose Ny. V
P1001 Post Partum hari ke 2 dengan nyeri luka jahitan perineum ,dalam
pelaksanaannya tidak ada hambatan .Hal ini dikarenakan adanya kerja sama antara
petugas,klien dan keluarga sehingga dapat melaksanakan asuhan kebidanan sampai
kondisi klien stabil.
4.7 EVALUASI
Pada tahap ini
setelah melakukan penilaian dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada klien, dapat dicatat
perkembangan hasil akhir yang diperoleh sesuai dengan tujuan criteria
evaluasi yang terdapat pada tinjauan
pustaka.
BAB
V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Setelah melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. V P2002 Post Partum hari ke 2
dengan nyeri luka jahitan perineum ,didapatkan kesimpulan bahwa dalam
pengkajian dilakukan pengumpulan data yang meliputi data subjective dan
objective.Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa bahwa Ny V dalam
nifas ,intervensi yang diberikan
disesuaikan dengan ketentuan yang ada,sedangkan penerapannya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada.Evaluasi dilakukan setelah implementasi
dilakukan,yang menunjukkan bahwa Ny V mengalami kemajuan :
1. ibu mengerti tentang keadaannya dan penyebab nyeri adalah
hal yang normal
2. ibu bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi
rasa nyeri
3. ibu mampu
melakukan teknik relaksasi
4. nyeri luka jahitan perineum berkurang dan TTV dalam batas
normal
5.2
Kritik dan Saran
5.2.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa hendaknya
dapat mengimplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan yang baik dan benar.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat menyesuaikan
antara teori dan praktek terutama dalam asuhan kebidanan pada ibu post partum
,dapat meningkatkan layanan terutama dalam pencegahan kematian ibu
DAFTAR
PUSTAKA
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas.
kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb.
2010, 02:25 PM.
Saleha, 2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
shvoong.com/medicine-and-health/m-genetics/1895771-jurus-mengatasi-darah-tinggi-hipertensi/
diunduh 28 Feb. 2010, 11.05 AM.
Suherni, 2007.Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
Fitramaya.
http://www.slideshare.net/wawayquetz/presentasi-materi-ttv-pada-ibu-nifas
Buku
Ajar Asuhan Kebidanan volume 1, Varney
Dewi Vivian, 2011. Asuhan
kebidanan pada ibu nifas. Jakarta : Salemba Medika